Modul Pembelajaran Model Konten Digital


Perkembangan perangkat teknologi informasi terutama internet, memampukan terwujudnya literasi digital dengan menggunakan perangkat teknologi informasi dalam mengakses, mengkaryakan dan mendistribusikan informasi. Hanya saja, berbicara perihal literasi digital dan mempraktikannya sebagai peserta didik yang digital literate dengan mempertimbangakan aspek literasi dan dunia digital, halnya tidaklah mudah. Karena hadirnya teknologi digital membutuhkan penanganan yang berbeda dengan aktivitas dan produk tradisional atau non digital. Misalnya saja perihal keterampilan membaca dan menulis dalam ranah digital sangatlah berbeda dengan cara-cara tradisional. Perangkat yang digunakan pun berbeda, kemasan konten yang berbeda, mekanisme membaca dan menulisnya pun berbeda. Sedangkan jika berbicara perihal keterampilan menjadi digital literate, hingga saat ini pun konten digital yang ada sekarang ini hanya sebatas mendigitalisasi konten tradisional dan melansirnya di internet. Banyak hal lain yang belum teralamati dengan hanya sekedar proses digitalisasi konten menjadi konten digital.   Hingga saat ini belum ada standar yang ditetapkan dalam membuat model konten digital sebagai acauan dalam membuat konten digital yang berkontribusi pada literasi digital. Dengan adanya model konten digital, diharapkan hal ini dapat  mempersiapkan warga masyarakat untuk hidup di abad informasi  agar mampu menjadi konsumen media yang memiliki kompetensi literasi digital.


Tujuan

Tujuan umum di dalam penelitian ini adalah  untuk  membuat, mendeskripsikan dan menganalisis  model konten digital yang akan digunakan sebagai pedoman dalam membuat konten digital dalam meningkatkan kompetensi literasi digital peserta didik dan masyarakat digital.







Modul Pembelajaran Model Konten Digital

Audiensi akan dihadapkan dengan uji (Pre Test) kompetensi literasi terlebih dahulu sebelum mengakses atau mendapatkan pelatihan perihal model konten digital dan setelah mendapatkan pelatihan atau mengakses konten digital pada portal literasi.ferisulianta.com, maka audiensi akan diberikan uji kembali (Post Test) untuk mengetahui kompetensi literasi digital setelah proses pembelajaran.



Dasar Model Konten Digital
Literasi Digital 
Konsep literasi digital, sejalan dengan terminologi yang dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 2011, menggagas bahwa teknologi tidak terlepas dari aktivitas berliterasi, semisal: membaca dan menulis, dan berhitung yang berhubungan dengan edukasi. Literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang tidak semata-mata melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi, dan komunikasi, tetapi melibatkan pula kemampuan bersosialisasi, kemampuan pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital.
Literasi Digital kemampuan menggunakan perangkat teknologi dan informasi digital secara efektif dan efisien dalam berbagai aspek seperti akademik, karir dan kehidupan sehari-hari (Riel, et. al. 2012: 3).

Perangkat Teknologi Informasi 

Menjadi literasi digital, dapat diartikan sebagai perangkat yang digunakan pada organisasi, sarana komunikasi, penelitian dan pemecahan masalah. Shapiro dan Hughes (1996), jadi berbagai macam perangkat teknologi informasi yang ditujukan dalam beraktivitas dan  memberikan solusi menjadi perangkat dalam literasi digital. Berbagai sumberdaya yang dimaksud jika tujuannya untuk mengkaryakan konten digital yakni: komputer (hardware), perangkat lunak (software), dan jaringan komputer yang memberikan akses internet. Sedangkan contoh perangkat lunak yang digunakan yakni:  aplikasi web browser semisal internet explorer, mozilla, chrome, dan sebagainya. Juga Content Management System (CMS) untuk mengelola konten digital, semisal: Blogger atau Wordpress.

Mekanisme tata tulis konten digital

Pada dasarnya konten tradisional sangatlah berbeda dengan konten digital dan digitalisasi konten tradisional menjadi konten digital hanya untuk dapat diakses oleh perangkat digital tidaklah tepat. Sebagaimana dikatakan oleh Munir (2017) yang  mengatakan bahwa konten digital melibatkan banyak aspek yang dikategorikan sebagai konten digital, yakni konten audio, video, animasi, teks, dengan variasinya yakni berbagai macam format gambar semisal bitmap, vektor, struktur teks yang sama sekali berbeda dengan teks tradisional pada umumnya, dimana pada teks digital dikenal skema hypertext yang berisi banyak objek-objek berbasis internet yang merupakan konten digital, juga ragam bahasa pemrograman semisal HTML, PHP dan JAVA dalam menyajikan konten digital. Konten digital dirangkat dan ditulis menggunakan aplikasi CMS menggunakan materi objek-objek digital yakni: konten audio, video, animasi, teks, dan gambar.

Komponen-komponen pada konten digital

Konten digital dan dimaksudkan untuk didistribusikan pada User Generated Conten Platform, maka pembuatannya  mengikuti kaidah Search Engine Optimization (SEO). Konten digital dibuat berdasarkan enam komponen utama, yakni: teknik SEO, tata tulis, konten bermuatan pendidikan IPS, media digital, digital copyright, dan pengetahuan.

Menyajikan konten digital secara etis dan legal

Hak cipta dalam skema digital sehingga keberadaan konten tersebut dapat menciptakan keperdulian terhadap hak kekayaan intelektual ditujukan guna mengedukasi peserta didik dan masyarakat digital. Hal ini dilakukan dengan menyematkan rujukan sumber dan atribusi pada konten digital yang dikaryakan.

Konten digital yang baik

Pada dasarnya membuat konten digital yang baik harus mempertimbangkan muatan dari konten yang adalah konten berpengetahuan, menggunakan perangkat teknologi informasi yang tepat sera media konten digital, memperhatikan SEO, mengikuti kaidah tata tulis yang baik juga memperhatikan keberadaan hak kekayaan intelektual.


Basis Pemilihan Konten Digital (boleh di lewat dan dibaca untuk memberikan mengalaman mendalam perihal komponen model konten digital secara ilmiah)



Material ini merupakan model konten digital yang dapat dijadikan standar dalam membuat konten digital bermuatan Social Studies Education.
Model konten ini terdisi dari enam elemen utama, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut, bahwa enam komponen yang penting yakni:
    1. Media Digital
    2. Writing Procedure (Prosedur Penulisan)
    3. Knowledge (Pengetahuan)
    4. Social Studies Education
    5. Search Engine Optimation (SEO)
    6. Digital Copyright
      Diagram Model Konten Digital


      Penggunaan enam komponen yang menjadi bagian dari model konten digital edukatif ini didasarkan pada riset-riset sehubungan literasi dengan mempertimbangkan tujuan dan asa manfaatnya. Konten digital dalam penelitian ini merupakan konten yang dilansir pada User Generated Content Platform via layanan internet. Proses penerbitan pada media siber pun tidak sepenuhnya sama dengan media cetak tradisional (Juliswara, 2017). Maka dari itu, menangani konten digital akan berbeda dengan konten non digital, demikian pula dengan komponen yang menyusun konten digital. Sebagaimana dinyatakan oleh Shapiro dan Hughes (1996) perihal literasi komputer, hal ini menjadi pertimbangan perihal membuat model konten digital menggunakan teknologi digital. Kesanggupan menggunakan teknologi menjadi salah satu faktor yang fundamental dalam membuat konten digital. Maka dari itu, media digital, teknik Search Engine Optimization serta pemahaman akan sumber dan hak cipta digital menjadi komponen penting dalam segi teknologi sehubungan pembuatan model konten digital.Model konten digital edukatif tidak terlepas dari komponen-kompoenen yang memiliki muatan edukasi sesuai dengan kompetensi dari pembelajaran IPS.

      Kompetensi serta penjabarannya tertuang sebagai berikut:

      (1) Komponen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

      Komponen PIPS yang dimaksud dalam membuat konten digital mengacu pada tema yang dijadikan standar dan framework social studies oleh NCSS. Kerangka kerja ini menyediakan sepuluh tema yang mewakili caranya mengelola pengetahuan IPS perihal pengalaman manusia di masyarakat, kerangka ini pun digunakan untuk peserta didik dalam menghadapi tantangan sebagai warga masyarakat dalam kehidupan yang demokratis. Tema Pendidikan IPS ini dipilih sebagai komponen yang harus ada dalam model konten digital dalam membubuh dasar tema dari suatu konten atau karya tulis, yang tujuan dari tema-tema tersebut pada dasarnya guna meningkatkan kompetensi warga negara melalui wawasan pengetahuan sosial yang beragam.

      Dari sepuluh tema, salah satu tema ke-8, yakni ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat (science, technology, and society), menjadi topik yang erat kaitannya dengan literasi digital. Tema ini mencakup pengalaman yang menyediakan pembelajaran perihal hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, untuk itu peserta didik dapat mengkaji beberapa pokok penting yang menjadi ruang lingkup dari tema tersebut untuk dijadikan sarana dalam berliterasi, yakni:

      a) Mengidentifikasi dan menggambarkan contoh-contoh di mana sains dan teknologi telah mengubah kehidupan masyarakat, seperti misalnya dalam urusan rumah tangga, pengasuhan anak, pekerjaan, transportasi, dan komunikasi.
      b) Mengidentifikasi dan menggambarkan contoh-contoh di mana sains dan teknologi telah menyebabkan perubahan dalam lingkungan fisik, seperti pembangunan bendungan dan tanggul, pengeboran minyak lepas pantai, obat-obatan dari hutan hujan tropis, dan hilangnya hutan hujan tropis karena ekstraksi sumber daya atau penggunaan alternatif.
      c) Menggambarkan contoh-contoh di mana perubahan dalam nilai, keyakinan, dan sikap telah dihasilkan dari pengetahuan ilmiah dan teknologi baru, seperti konservasi sumber daya dan kesadaran akan bahan kimia yang berbahaya bagi kehidupan dan lingkungan.
      d) Mengidentifikasi contoh hukum dan kebijakan yang mengatur penerapan teknologi dan penelitian, seperti perlindungan bagi makhluk hidup langka dan terancam punah (Endangered Species Act) dan kebijakan perlindungan lingkungan.
      e) Menyarankan cara dalam melakukan mengekplorasi sains dan teknologi untuk melindungi dan memberdayakan lingkungan, kepentingan hak-hak individu, dan mewujudkan kebaikan bersama.

      Sedangkan konten yang nantinya dibuat yang menjadi konten IPS mengacu pada sepuluh tema yang menjadi standar kurikulum untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial versi National Council for the Social Studies (NCSS), yang akan digunakan adalah tema ke-8, yakni: ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat (science, technology, and society), yakni studi hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat. Peserta didik dapat menggunakan tema tersebut dalam membuat konten bermuatan IPS perihal mengidentifikasi dan menggambarkan contoh-contoh di mana sains dan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti misalnya dalam urusan rumah tangga, pengasuhan anak, pekerjaan, transportasi, dan komunikasi.

      (2) Komponen Pengetahuan

      Aspek berpikir kritis, menganalisis, menentukan dan mengumpulkan informasi atau data, mengorganisasi dan menilai secara logis, membaca dengan daya nalar, mampu menginterpretasikan konten, serta memahami konsep ruang dan waktu menjadi aspek yang erat kaitannya sehubungan dengan menilai pengetahuan yang ada pada konten. Tidak semua konten yang baik dikatakan konten yang memiliki pengetahuan, dan tidak semua pernyataan layak dijadikan pengetahuan. Maka dari itu untuk membuat standar konten digital yang baik, maka konten digital harus memiliki muatan pengetahuan yang bermanfaat guna menentukan atau mengidentifikasi konten digital yang berpengetahuan, untuk itu digunakan pedoman perihal pengetahuan berdasarkan taksonomi Bloom.

      Taksonomi Bloom telah digunakan sejak lama sebagai dasar untuk menyusun berbagai tujuan pendidikan, membuat materi uji, dan merancang kurikulum di seluruh dunia. Kerangka pikir ini memudahkan pendidik dalam memahami, menata, dan mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan. Taksonomi Bloom merupakan klasifikasi yang penting dan mempunyai pengaruh besar dalam waktu yang lama. Taksonomi Bloom pada akkhirnya mengalami revisi dikarenakan masyarakat dan dunia telah banyak mengalami perubahan sejak tahun 1956, dan perubahan-perubahan ini memengaruhi cara berpikir, termasuk pula perubahan praktik-praktik pendidikan.

      Dimensi proses kognitif terdiri enam kategori yakni: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori yakni, kategori faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif.

      Hasil penelitian membuktikan bahwa sintesis merupakan kategori yang lebih kompleks daripada evaluasi. Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001:66-88) memiliki tahapan, yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). Penjabaran masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

      a) Mengingat (remember): Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
      b) Memahami atau mengerti (understand): Memahami atau mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.
      c) Menerapkan (apply): Menerapkan memaksudkan proses kognitif dalam memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur guna melakukan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Aksi menerapkan, berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan mencakup kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
      d) Menganalisis (analyze): Menganalisis adalah memecahkan permasalahan dengan memisahkan bagian-bagain dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari setiap bagian tersebut, serta mencari tahu perihal keterkaitan yang menyebabkan permasalahan.
      e) Mengevaluasi (evaluate): Evaluasi memaksudkan proses kognitif dalam membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang umum digunakan yakni kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
      f) Menciptakan (create): Menciptakan memaksudkan proses kognitif dengan menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan peserta didik guna menghasilkan suatu produk baru. Menciptakan memiliki hubungan yang kuat terhadap pengalaman belajar peserta didik pada pembelajaran sebelumnya. Menciptakan dalam hal ini ditujukan untuk mengarahkan peserta didik guna menghasilkan karya. Perbedaan mencipta dengan dimensi berpikir kognitif lainnya, yakni pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis peserta didik bertindak dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada tindakan mencipta, peserta didik akan menghasilkan sesuatu yang baru.

      Mencipta mencakup proses generalisasi (generating) dan produksi (producing). Generalisasi merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan menemukan alternatif hipotesis yang dibutuhkan. Generalisasi berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

      Mengacu pada dimensi pengetahuan taksonomi bloom, maka parameter yang menjadi aspek pengetahuan yang menjadi dasar dari konten berpengetahuan dapat ditinjau dari muatan pengetahuannya dengan parameter sebagai berikut:

      a) Pengetahuan Faktual

      Pengetahuan faktual mencakup berbagai komponen dasar yang digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan mengelola disiplin ilmu. Pengetahuan faktual berisi komponen-komponen dasar yang penting diketahui peserta didik jika hendak mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam kajian disiplin ilmu tertentu.

      b) Pengetahuan Konseptual

      Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan perihal: kategori, klasifikasi, hubungan antar dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks. Pengetahuan konseptual mencakup: skema, model, konsep mental, dan teori yang mempresentasikan pengetahuan manusia tentang merancang materi kajian, bagaimana komponen-komponen informasi saling berelasi secara sistematis, dan bagaimana komponen-komponen tersebut berfungsi.

      c) Pengetahuan Prosedural

      Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan perihal keterampilan, algoritma, metode dan teknik yang disebut dengan prosedur (Alexander, 1991; Anderson, 1983; deJong & Ferguson-Hessler, 1996; Dochy & Alexander, 1995).

      d) Pengetahuan Metakognitif

      Pengetahuan metakognitif menjadi dimensi baru dalam taksonomi revisi, yang berlandaskan pada hasil penelitian-penelitian terbaru perihal peran penting pengetahuan peserta didik sehubungan kognisi dan kendali mereka atas kognisinya dalam aktivitas belajar (Bransford,1999; Sternberg, 1985; Zimmerman & Schunk, 1998). Salah satu ciri belajar dan penelitian tentang pembelajaran yang berkembang adalah menekankan pada metode untuk membuat peserta didik semakin menyadari dan bertanggung jawab atas pengetahuan dan pemikiran mereka.

      Model konten digital ini menempatkan fase create sebagai tahap yang dicapai dari pembelajaran dan pengetahuan sebagai output dari model konten digital.

      (3) Komponen Tata Tulis

      Aspek menentukan, mengumpulkan data serta informasi, mengorganisasikan dan menilai secara logis, membaca dan mendengarkan dengan daya nalar, dan menulis secara sistematis menjadi aspek yang mendasari integrasi tata tulis dalam merangkai serta menilai komponen tata tulis dalam konten digital.Selanjutnya perihal esensi dari tulisan, hal ini membutuhkan keterampilan dan panduan menulis, menurut Tompkins dan Hoskisson (1991:212) hal utama perihal proses menulis terletak pada hal yang dialami, dipikirkan, dan dilakukan sepanjang proses menulis. Hairstone (1997:31) membagi proses menulis ke dalam empat langkah, yakni: (1) Persiapan (Preparation Stage), (2) Inkubasi (Incubation Stage), (3) Pencerahan (Illumination And Execution Stage), dan (4) Verifikasi (Verification Stage). Tompkins dan Hoskisson (1991:211) menyatakan “the fokus in the writing process is on what student think and do as they write and the five stage are prewriting, drafting, revising, editing, and publishing.” Hal ini dapat dipandang sebagai proses menulis terdiri atas lima tahap yakni: (1) pramenulis, (2) membuat draft, (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5) memublikasikan. Langkah-langkah utama menulis dengan pendekatan proses diskemakan dalam tabel sebagaimana berikut:

      Tabel Pendekatan proses menulis model Gail E. Tompkins (2010:52)

      TAHAPAN PROSES MENULIS
      LANGKAH-LANGKAH DALAM PENDEKATAN PROSES
      Langkah 1: Prewriting
      • Memilih topik.
      • Menentukan tujuan menulis. 
      • Mengidentifikasi genre tulisan.
      • Mengingat ide/gagasan untuk ide tulisan.  
      Langkah 2: Drafting
      • Mengorganisasi ide dan menentukan tesis.
      • Menulis sesuai dengan draf.
      • Mengembangkan ide tulisan dan mengoreksi bahasa.

      Langkah 3: Revising
      • Membaca kembali tulisan sesuai dengan konsep.
      • Mendiskusikan tulisan dalam kelompok.
      • Membuat perubahan isi berdasarkan hasil diskusi.
      • Konsultasi dengan guru atau dosen.
      Langkah 4: Editing
      • Membaca dan merevisi sesuai  draf.
      • Mengidentifikasi kesalahan ejaan dan tanda baca.
      • Konsultasi dengan pendidik.
      Langkah 5: Publishing
      • Mencetak tulisan yang sudah diperbaiki.
      • Mendiskusikan dan meminta masukan dari audiensi.

      Proses membuat konten digital mengadaptasi proses penulisan konten pada umumnya dengan perangkat teknologi informasi sebagai alat dan medianya. Dalam model konten digital, proses pembuat konten akan mengikuti langkah-demi langkah pendekatan proses menulis berdasarkan model Gail E. Tompkins (2010:52). Sedangkan parameter yang ditinjau dalam komponen tata tulis yakni hasil akhir yang diharapkan dari pendekatan ini sehubungan karya tulis, yakni:
      • Topik teralamati dengan jelas.
      • Tulisan hendaknya memiliki tujuan.
      • Genre tulisan teridentifikasi.
      • Bebas dari kesalahan ejaan.
      • Menggunakan tata bahasa yang baik.
      • Tulisan dapat dibaca dengan jelas dan baik

      (4). Komponen Media Digital


      Pada dasarnya proses penulisan konten digital berbeda dengan langkah menulis konten tradisional atau konten non digital, media yang digunakan dan bagaimana mengaplikasikan media tersebut sangatlah berbeda, semisal: mengaplikasikan perangkat olah kata (word processing), penggunaan konten gambar digital, audio dan video yang disematkan pada konten digital menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat konten digital, hal tersebut membutuhkan keahlian dalam menggunaan perangkat teknologi informasi. Penggunaan media digital semisal: audio, video, teks yang proporsional dan pemahaman akan mengoperasikan perangkat untuk keperluan literasi semisal blog atau portal merupakan hal yang juga penting dan menjadi bagian dari model konten digital (Wheeler, 2012:8).Beberapa pemahaman perlu disampaikan dan mengedukasi konten kreator sehubungan membuat model konten digital dari segi media digital misalnya: sumberdaya komputer, internet dan mengaplikasikan blog. Pemahaman menggunakan perangkat alat yang tepat menjadi keahlian penting di abad Industri 4.0. Selain itu, tanpa pemahaman yang seksama dalam menggunakan perangkat teknologi tersebut, maka konten digital yang baik tidak dapat direalisasikan. Dalam era pendidikan saat ini, pemahaman akan media literasi sehubungan teknologi informasi penting peranannya, hal ini menjadi syarat utama untuk dapat mengaplikasikan model konten digital. Beberapa faktor berikut menjadi tinjauan terhadap hasil akhir yang ditampilkan dalam framework web browser, bahwa konten dapat diakses, ditampilkan dengan baik, didengar, dijalankan, kompatibel dalam beberapa format semisal versi mobile atau desktop, antara lain:
      • Kelayakan konten audio.
      • Kelayakan konten video.
      • Kelayakan konten gambar.
      • Konten teks yang proporsional (font style, font color, font size).
      • Konten dapat diakses browser versi desktop.
      • Konten dapat diakses browser versi mobile.
      (5) Komponen SEO

      Pemilihan komponen ini mengacu pada riset terdahulu sehubungan membuat konten berkualitas yang dilansir pada User Generated Content Platform. Teknik SEO adalah salah satu yang menjadi pertimbangan dan digunakan sebagai dasar dalam membuat konten digital, karena tanpa mengacu pada stadar SEO konten digital yang dilansir akan sulit ditemukan di intenet meski menggunakan mesin pencari sekalipun, dikarenakan tidak memenuhi kriteria sebagai konten yang baik, alhasil konten akan terhalang visibilitasnya oleh berbagai macam konten lainnya. Pada penerapan model konten digital sehubungan SEO, peserta didik diajarkan teknik SEO dasar dalam membuat konten digital yang sesuai dengan kriteria mesin pencari.

      Dalam melakukan penilaian perihal SEO, ada beberapa komponen yang menjadi tinjauan dan dilakukan penilaian akan keberadaannya pada konten, dan komponen-komponen yang ditinjau akan dirumuskan dengan parameter SEO, beberapa diantaranya adalah (Kumar, 2014):
      1) Page Title.
      2) Meta Description.
      3) Meta Keyword.
      4) Heading Tag.
      5) Image alt Attribute.
      6) Akses Robot *.txt.


      (6). Komponen Hak Cipta Digital


      Hak cipta merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari konten digital, dengan banyaknya jenis digital copyright semisal: Public Domain, Creative Common License, dan lainnya menjadi pertimbangan dalam menyikapi karya digital dan hak kekayaan intelektual (Wheeler, 2012:9).Keberpentingan disertakannya hak cipta digital berdasarkan Renee Hobbs dalam bukunya yang berjudul “Digital and Media Literacy”, bahwa kredibilitas informasi dipengaruhi oleh penciptanya, tujuannya dan bagaimana konten tersebut dibuat dan hal ini tidak dapat dipisahkan dari atribut hak cipta pada konten digital yang diterbitkan. Berbagai pernyataan perihal perlindungan kekayaan intelektual yang menyertai konten digital menjadi hal yang sangat kritikal dan memberikan kejelasan tentang kualitas konten dan bagaimana masyarakat digital dapat memberdayakan konten tersebut lebih lanjut. Berbagai karya Creative Commons License dapat digunakan secara bebas tanpa harus menyalahi perijinan atau melanggar hak cipta. Bentuk-bentuk perijinan penggunaan konten ini amat beragam, seperti GNU GPL, Copyleft, Verbatim work, dan juga Creative Commons License (Creativecommons.org) merupakan perlindungan hak kekayaan intelektual yang paling banyak digunakan sebagai bentuk lisensi pada konten digital. Beberapa kriteria lisensi Creative Commons dapat didefinisikan ke dalam enam jenis, antara lain:

      a) Atribusi CC BY: Perijinan ini memberikan kebebasan penuh, siapapun untuk memodifikasi, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan atau derivasi, serta menyebarkannya secara luas, bahkan untuk keperluan komersial dengan syarat mencantumkan atribusi atas ciptaan asli.

      b) Atribusi Berbagi Serupa CC BY-SA: Perijinan ini memberikan ijin pada siapapun untuk memodifikasi, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan, menyebarkan bahkan untuk kepentingan komersial, dengan syarat mencantumkan atribusi ciptaan asli dan melisensikan karya derivasinya menggunakan syarat yang serupa. Lisensi yang dimaksud tersebut, identik dengan lisensi "copyleft". Seluruh karya derivatif secara otomatis memiliki lisensi yang sama, sehingga setiap karya derivatif tetap dapat digunakan untuk kepentingan komersial. Perijinan jenis ini digunakan oleh Wikipedia, dan direkomendasikan untuk material yang berasal dari Wikipedia dan program yang serupa.

      c) Atribusi Tanpa Turunan CC BY-ND: Perijinan ini memberikan ijin untuk penyebarluasan ulang karya yang dihasilkan dengan tujuan kepentingan komersial ataupun nonkomersial dengan syarat, bahwa bentuk karya cipta tidak diubah sedikitpun, dan atribusi tetap harus diberikan mengacu pada pemilik/pembuat sebelumnya.

      d) Attribusi Non Komersial CC BY-NC: Perijinan ini memberikan ijin untuk memodifikasi, memperbaiki, dan membuat karya turunan asal bukan ditujukan untuk kepentingan komersial, orang tersebut tidak harus memberikan perijinan pada karya derivatif yang dibuatnya dengan syarat yang sama dengan karya aslinya.

      e) Atribusi Non Komersial Berbagi Serupa CC BY-NC-SA: Perijinan bentuk ini mengizinkan setiap orang untuk modifikasi, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama penggunanya mencantumkan rujukan dan melisensikan karya derivatif dengan syarat yang serupa dengan karya sebelumnya.

      f) Atribusi Non Komersial Tanpa Turunan ( CC BY-NC-ND ): Perijinan ini adalah yang paling ketat dari enam lisensi lainnya. Pengguna boleh mengambil serta mendistribusikannya kepada orang lain selama mereka mencantumkan rujukan. Siapapun tidak boleh membuat perubahan dengan cara apapun dan tidak boleh menggunakannya untuk kepentingan komersial.

      Jika model diakses via online dan peserta didik membutuhkan peran konsultasi dapat menghubungi via email: ferisulianta.literasi@gmail.com atau live chat pada situs ini.


      Langkah demi langkah membuat konten digital

      (untuk audiensi)



      digital


      Anda akan dibantu untuk membuat konten digital mengacu pada Model Konten Digital versi 1.1. Dalam modul ini, akan diperlihakan langkah demi langkah membuat konten digital paling sederhana. User dapat mengikutinya hingga konten digital selesai dibuat dan dipublikasikan di internet.

      langkah
      Langkah 1

      Klik link  untuk mengikuti uji Pre-Test, klik di sini.
      Diharapkan Anda sudah memahami penggunaan komputer, internet, memiliki akun gmail dan blogger, serta terbiasa menulis artikel pada blogger. Jika belum memiliki akun gmail, klik di sini. Jika Anda belum pernah menggunakan blogger klik di sini.


      kuesioner

      Langkah 2

      Klik link  untuk mengisi kuesioner Menilai Kemampuan, klik di sini.

      langkah
      Langkah 3

      Login ke blogger dengan mengunakan akun gmail Anda pada link: https://www.blogger.com/

      orang%2Bbelajar

      Langkah 4

      Memahami konten yang hendak ditulis, diantaranya:
      • Topik: Teknologi Komputer yang mengubah kehidupan masyarakat yang lebih baik.
      • Tujuan penulisan: Menceritakan perihal Teknologi Komputer yang mengubah kehidupan masyarakat.
      • Ide tulisan : Komputer sebagai peubah kehidupan masyarakat. 
      • Genre Tulisan:   Tulisan non fiksi 



      orang%2Bmenulis

      Langkah 5 

      Membuat rancangan penulisan (pada kertas buram) dengan membagi topik  ke dalam beberapa sub topik, misalnya: E-mail yang Mengubah Cara Berkirim Pesan akan dikembangkan ke dalam beberapa bagian sebagai berikut:
      • Pengertian E-mail
      • Sebelum Adanya Email, Kirim pesan dilakukan dengan surat pos.
      • Fitur-fitur email (misalnya:  mengirim pesan teks, menyisipkan gambar dan file)
      • Manfaat E-mail bagi masyarakat


      orang%2Bmenulis
      Langkah 6

      Memahami cara mendapatkan gambar dan menambahkan alamat sumber untuk artikel

      Gunakan konten gambar yang dikategorikan kedalam public domain atau Creative Commons License. Gambar-gambar yang terbilang Public Domian atau Creative Common License dapat diakses via: https://commons.wikimedia.org/wiki/Main_Page.


      wikimedia%2Bcommons
      Contoh Gambar pada Wikimedia.org


      public%2Bdomain
      Contoh File Gambar pada Wikimedia.org

      Komputer
      Gambar Anak-anak Menggunakan Komputer Desktop (Sumber:https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Computerkids.jpg)
      orang%2Bmenulis
      Langkah 7

      Memahami cara menyertakan referensi atau rujukan

      Untuk referensi Buku, ditulis dengan urutan: Nama Belakang pengarang, Nama depan pengarang. (tahun). Judul buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit

      Contoh: Sulianta, Feri. (2018). Panduan Lengkap Pengembangan Softskill. Yogyakarta: Andi Offset

      Untuk referensi Artikel dari website: Nama Belakang Penulis, Nama Depan penulis.(Tahun Pembuatan). Judul artikel. Alamat link di Internet. Diakses tangga/bulan/tahun.

      Getweed, R., (2007). Information literacy for distance students. Journal of Library Administration, 34, (2), 40-45. Link internet: http://www.jla.org/. Diakses 9/5/2019.

       orang%2Bmenulis
      Langkah 8

      Tentukan judul, judul tidak melampaui 70 karakter.
      Contoh judul sebanyak 56 karakter: Komputer mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
      orang%2Bmenulis

      Langkah 9

      Mulai menulis sesuai yang didefinisikan pada langkah 4. 
      Banyak tulisan tidak kurang dari 300 kata.

      orang%2Bbekerja

      Langkah 10

      Tentukan kata kunci (keyword) atau label.
      Perbandingan jumlah keyword adalah 1 berbanding 50 kata. Jika ada 300 kata dalam artikel maka ada 6 kata kunci (300:50 = 6). Contoh: Komputer, Sejarah komputer, Arti Komputer, Dampak Positif Komputer, Teknologi Komputer, Komputer dan Masyarakat.
      orang%2Bsedang%2Bmembaca%2B

      Langkah 11

      Baca kembali tulisan, dan jika didapati ada kesalahan eja atau tanda baca, segera perbaiki.    
      orang%2Bbekerja
      Langkah 12

      Tambahkan keterangan perijinan di akhir tulisan dengan meng-copy paste gambar dan tulisan berikut ini:
      CC%2BBY%2BFeri%2BSulianta
       Atribusi  CC BY ( Siapapun diperkenankan untuk mengubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan(derivasi), menyebarkannya secara luas, bahkan untuk keperluan komersial selama mencantumkan kredit atas ciptaan asli, yakni  dengan menyertakan referensi/sumber artikel link artikel ini.

      orang%2Bpengguna%2Bkomputer

      Langkah 13
      Memublikasikan tulisan pada blogger.



      kuesioner
      Langkah 14

      Klik link untuk mengisi kuesioner Menilai Kelayakan Model, klik disini.
      Klik link  untuk mengikuti uji Post-Test, klik di sini.


      Contoh dari konten digital kreasi berbasiskan mofel konten digital salah satunya dapat klik di sini
      orang%2Bberdiskusi

      Catatan: Jika ada yang kurang jelas dan sulit dipahami, user dapat berkonsultasi dengan pendidik secara langsung, melalui e-mail ferisulianta.literasi@gmail.com atau Live Chat yang sudah tersedia pada website.

      No comments:

      Post a Comment